Ya, itulah salah satu pesan yang terkandung dalam firman Allah Q.S. Al-An’am [6]: 108 berikut ini.
Artinya:
“Dan janganlah kamu memaki
sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan
memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan.
Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.
Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-An’am [6]: 108)
Larangan Allah ini ditujukan kepada
semua kaum muslimin, bukan kepada Rasulullah saw.. Hal itu karena tidak
mungkin Rasulullah saw. melakukan perbuatan keji seperti itu. Beliau
tidak pernah menghina dan mencerca.
Sementara kaum muslimin, pada umumnya seringkali melakukan hal keji karena dorongan emosi. Misalnya, ketika kaum muslimin diganggu oleh umat nonmuslim, mereka lantas mencak-mencak, marah, dan bahkan bisa mencaci maki Tuhan umat nonmuslim itu.
Oleh kerena itu, Allah menegaskan
larangan ini. Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa seluruh kaum muslimin
dilarang memaki Tuhan mereka yang bukan Allah itu, karena mereka juga
bisa terpancing emosinya. Nanti mereka pasti balik mencaci maki Allah
karena kebodohan mereka.
Sudah menjadi tabiat dasar manusia yang dianugerahkan oleh Allah, bahwa mereka akan selalu menganggap baik apa yang mereka yakini. Umat Islam meyakini bahwa agama Islam ini baik. Umat lain pun pasti manganggap baik agama mereka. Karenanya jika Tuhan mereka dihina, pasti mereka marah dan balik mencaci maki Tuhan umat Islam.
Apakah Allah takut dan merasa rugi jika dicaci maki oleh mereka?
Tidak! Dia tidak takut. Dia tidak akan
rugi karena segala apa pun di dunia ini milik-Nya. Dia mengerluarkan
larangan itu bukan karena takut atau merasa dirugikan. Allah itu Maha
Penyayang, Allah tentunya tidak menghendaki jika hamba-Nya terjebak
dalam lingkaran setan, karena luapan emosi atau amarah seperti itu
merupakan tipu daya setan.
Lalu, jika umat lain yang memulai lebih dulu mencaci maki Allah, perlukan kaum muslimin marah?
Yakinlah, Allah dan rasul-Nya tidak akan bangkrut akibat cacian mereka. Allah dan rasul-Nya tidak akan turun derajat karena dihina oleh jutaan manusia. Bahkan andai pun seluruh makhluk mencaci maki Allah, Dia tetaplah Dzul-Jalali wal-Ikram. Dia tetap Zat yang Mahakuasa, Mahamulia, Mahakaya, Mahasuci.
Jadi, kenapa kita harus marah ketika Allah dan rasul-Nya dicaci maki oleh mereka?!
sumber
BalasHapushttp://sundagasik.com/refleksi/jangan-hina-tuhan-mereka.html